Sohyang (소향) – Vincent (Why Her OST Part 1)

 [Verse 1]
Starry, starry night

Berbintang, malam yang berbintang
Paint your palette, blue and grey

Warnai palet mu, biru dan abu-abu
Look out on a summer’s day

Lihatlah keluar pada hari musim panas
With eyes that know the darkness in my soul

Dengan mata yang mengetahui kegelapan di jiwaku
Shadows on the hills

Bayangan di atas bukit
Sketch the trees and the daffodils

Buat sketsa pohon dan bunga bakung
Catch the breeze and the winter chills

Tangkap angin sepoi-sepoi dan dinginnya musim dingin
In colors on the snowy linen land

Sekarang aku mengerti
What you tried to say to me

Apa yang kau coba katakan kepada ku
And how you suffered for your sanity

Dan bagaimana kau menderita karena kewarasan mu
And how you tried to set them free

Dan bagaimana kau mencoba membebaskan mereka
They would not listen, they did not know how

Mereka tidak mau mendengarkan, mereka tidak tahu caranya
Perhaps they’ll listen now

Berbintang, malam yang berbintang
Flaming flowers that brightly blaze

Bunga menyala yang menyala terang
Swirling clouds in a violet haze

Awan berputar dalam kabut ungu
Reflect in Vincent’s eyes of china bluе

Terefleksikan di mata Vincent yang berwarna biru keabu-abuan
Colors changing hue

Warna berubah menjadi rona
Morning fields of amber grain

Ladang gandum di pagi hari
Wеathered faces lined in pain

Wajah-wajah yang lelah dengan garis kesakitan
Are soothed beneath the artist’s loving hand

Karena mereka tidak bisa mencintaimu
But still your love was true

Tetapi tetap saja cintamu itu nyata
And when no hope was left in sight

Dan ketika tidak ada harapan yang tersisa di depan mata
On that starry, starry night

Di malam yang berbintang dan berbintang itu
You took your life, as lovers often do

Kau mengambil hidup mu, seperti yang sering dilakukan kekasih
But I could’ve told you, Vincent

Tetapi aku bisa memberitahumu, Vincent
This world was never meant for one

Dunia ini tidak pernah dimaksudkan untuk
As beautiful as you

Berbintang, malam yang berbintang
Portraits hung in empty halls

Foto yang digantung di aula kosong
Frameless heads on nameless walls

Tanpa bingkai di dinding tanpa nama
With eyes that watch the world

Dengan mata yang melihat dunia
And can’t forget

Dan tidak bisa melupakannya
Like the strangers that you’ve met

Seperti orang asing yang pernah kau temui
The ragged men in ragged clothes

Pria compang-camping dengan pakaian compang-camping
The silver thorn on the bloody rose

Duri perak pada mawar berdarah
Lie crushed and broken on the virgin snow